“ULAMA-ULAMA NUSANTARA YANG MEMPENGARUHI DUNIA”

Resensi Buku sebagai tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam (MSI) pada Prodi Pendidikan Agama Islam semester 2 Fakultas Agama Islam Universitas Majalengka

A.   Identitas Buku

  Judul buku            : Ulama-ulama Nusantara yang Mempengaruhi Dunia

  Penulis                  : Thoriq Aziz Jayana

  Penerbit                 : Noktah

  Tahun terbit            : 2021

  Editor                     : Yanuar Arifin

  Pracetak                : Antini, Dwi, Wardi

  Tebal buku             : 178 halaman

  Ukuran buku          : 14 × 20 cm

  ISBN                      : 978-623-6175-11-8

  Jenis kertas           : Bookpaper

B.   Biografi Penulis 

 Buku ini ditulis oleh  Thoriq Aziz Jayana lahir di Pamekasan Madura pada tanggal 3 November 1995 beragama Islam. Beliau menyelesaikan studi di UIN Maulana Ibrahim Malang dan UIN Raden Intan Lampung. Penulis telah menyelesaikan beberapa karya diantaranya Meneladani Semut dan Lebah, (Quanta:2015), Ketika Ibu Telah Tiada (Quanta:2016), Ibumu Surgamu (DIVA Press:2017) dan buku Ulama-Ulama Nusantara Yang Mempengaruhi Dunia yang ada ditangan peresensi.

C.   Sinopsis 

Dalam catatan sejarah, setidaknya ada tiga ulama Indonesia yang pernah menjadi Imam di Masjidil Haram dan dapat menginspirasi. Mereka ialah Syekh Junaid al-Batawi, Syekh Nawawi al-Bantani, dan Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Mereka ialah ulama-ulama Nusantara yang menjadi panutan dan memiliki banyak murid. Lebih dari itu, mereka mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mewarnai khazanah pemikiran Islam, baik berskala nasional maupun internasional.

Sayangnya, tak banyak penulis tanah air yang Sudi menggarap biografi lengkap ketiga tokoh ulama tersebut secara komprehensif. Padahal informasi seputar mereka sangatlah dibutuhkan oleh generasi muslim milenial. Nah, buku ini diharapkan dapat membuka jalan bagi mereka untuk mengenal lebih dekat tokoh-tokoh ulama Nusantara berpengaruh tersebut. Buku ini diharapkan dapat memberi sumbangan penting untuk mengetahui bagaimana diskursus ilmu-ilmu Islam itu berkembang dan studi Islam dijalankan oleh ulama al-Jawi di Haramain.

D.   Isi buku 

Syekh Junaid al-Batawi adalah seorang ulama Indonesia pertama di Nusantara yang namanya masyhur ditanah Saudi Arabia Makkah dan menjadi Imam di Masjidil Haram.  Syekh Junaid al-Batawi kelahiran Pejokan (Jakarta) pada tahun 1740 beliau sangat dihormati karena menjadi Imam besar, guru, dan Syekh di Masjidil Haram. Syekh Junaid al-Batawi bermukim di Makkah selama 60 tahun tepatnya sejak tahun 1834. Beliau berkiprah di Haramain di usia 40 tahun sampai wafat (hal 39-40). Keteladanan beliau yaitu sebagai pengembara Ilmu sejati, dan dikenal sebagai sosok yang memiliki akhlak mulia, baik kepada orang, rendah, mudah memaafkan serta hidupnya yang sederhana beliau tidak terpesona oleh gemerlap duniawi (hal 46). Beliau wafat pada tahun 1890 tahun saat usianya lebih dari 100 tahun (hal 44).

Syekh Nawawi al-Bantani nama lengkapnya adalah Abdul Mu’ti Muhammad Nawawi bin Kiai Umar. Beliau lahir di Kampung Tanara, desa Serang, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Banten, pada tahun 1230 H (1814 M), wafat di Makkah Hijaz pada tahun 1314 H tahun 1897 M (hal 76-77). Beliau adalah seorang ulama Indonesia bertaraf Internasional yang menjadi Imam di Masjidil Haram, beliau bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten (hal 80). Keteladanan beliau yaitu cinta ilmu pengetahuan, gemar membaca, karena sejak kecil sudah menunjukkan kealimannya dan begitu mencintai ilmu (hal  109). Selama mengajar pun beliau dikenal sebagai guru yang baik hati (penyayang) (hal 118). Beliau itu intelektual yang sangat produktif dalam menulis kitab jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab meliputi bidang tafsir, fiqih, akhlak dan tasawuf, dan Sirah atau sejarah (hal 92).

Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi lahir di desa Koto Tuo, Kecamatan Ampel Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada tanggal 25 Juni 1860 M ( atau bertepatan pada hari Senin 6 Dzulhijjah 1276 H). (hal 122). Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi memperoleh pendidikan pertamanya langsung dari ayahnya yakni Syekh Abdul Lathif (hal 127). Beliau merupakan ulama (Syekh) pengajar di Masjidil Haram, sekaligus Imam dan khatib beliau juga menantu dari Syekh Muhammad Saleh al-Kurdi orang yang terpandang disana (hal 137). Keteladanan beliau yaitu gemar berdiskusi (debat ilmiah), suka membaca dan produktif berkarya, dan  pengamal ajaran tarekat (sufi) (hal 152). Beliau juga sangat produktif menulis kitab setidaknya ada 45 buku bahasa Arab atau Melayu karya-karya nya yaitu dalam masalah fiqih, ilmu Falak dan eksakta, tauhid, sosial-politik dan kebahasaan (hal 134). Beliau wafat pada tahun 1916 M diusianya 56 tahun (hal 142).

E.   Kelebihan 

Penulis mampu membawakan inti dari buku ini dengan bahasa yang tidak sulit dan menggunakan bahasa baku sehingga sangat mudah dipahami oleh pembaca. Di buku juga terdapat biodata penulis. Tampilan cover buku ini juga cukup menarik serta terdapat footnote. Buku ini dapat dibaca oleh pembaca dari mulai SMP sampai mahasiswa,  perkenalan tokoh digambarkan dengan jelas, buku ini memiliki banyak pesan-pesan yang memotivasi. Serta banyak terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil dari buku ini.

F.    Kekurangan 

Tanda baca dan pengetikan yang kurang tepat masih ditemukan dalam buku ini. Kualitas kertas buku ini juga ada yang kotor terdapat bintik-bintik kuning sehingga kurang terbaca. Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan kata dan penggunaan tanda baca seperti pada halaman 40, 50 dan 51, terdapat banyak kesalahan ejaan kata pada buku ini. Dan  kualitas pencetakan buku kurang baik.

G.   Kesimpulan 

Buku ini cocok dibaca oleh generasi muslim Milenial karena terdapat banyak informasi mengenai para ulama-ulama Nusantara.  Buku ini sangat menginspirasi dan kita dapat mengambil keteladanan dan keuletan mereka dalam mencapai kesuksesan. Serta kita dapat meneladani keseharian, semangat dan kerja keras mereka dalam mencapai cita-cita luhur yang bermanfaat bagi umat manusia, bangsa, dan agama.

Peresensi buku :

1. Syifa Nurul Fatma (21.10.1.0015) Prodi Pendidikan Agama Islam Semester 2 Universitas Majalengka

2. Refy Fuzianti  (21.10.1.0016) Prodi Pendidikan Agama Islam Semester 2 Universitas Majalengka

3. Ipan Miftahul Fauzi (21.10.1.0031) Prodi Pendidikan Agama Islam Semester 2 Universitas Majalengka

 

 

 

 kontributor : SYIFA NURUL FATMA (MAHASISWA)

 kontributor : SYIFA NURUL FATMA (MAHASISWA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.